Irama yang terdapat dalam puisi Serenada Hijau karya WS Rendra dan kata bermakna konotasi yang terdapat di dalamnya
Selain mengandung majas, sebagai sebuah karya sastra yang indah, puisi juga mengandung irama dan kata konotasi. Irama yang terdapat dalam puisi mencakup permainan suara huruf, irama tamat kata atau awal kata, irama tamat baris atau awal baris.
Adapun kata konotasi yaitu makna kata yang tidak sebenarnya. Dapat dikatakan sebagai makna kiasan.
Maka dari itu, untuk sanggup memahami puisi ada kalanya siswa diperintah untuk sanggup menemukan irama dalam puisi, juga kata dengan makna konotasi dalam sebuah puisi.
Dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk Kelas VII, yang sudah berbasis kurikulum 2013 (K13) edisi revisi 2016 2017. Ada kiprah siswa yang berbunyi sebagai berikut:
1. Majas apa saja yang ada dalam puisi "Serenada Hijau"?
2. Bagaimana irama yang tergambar di dalamnya?
3. Tunjukkanlah kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi "Serenada Hijau" di dalamnya. Jelaskan pula makna dari setiap kata itu.
Untuk sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, kita perlu membaca puisi "Serenada Hijau" secara utuh terlebih dahulu.
Serenada Hijau
oleh WS Redra
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Bila bulan
menegur salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Menyusuri kali kenangan
yang berkata wacana rindu
dan terdengar keluhan
dari kerikil yang terendam
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Dan kubayangkan
sedang kamu tunggu daku
sambil kamu jalin
rambutmu yang panjang.
Selanjutnya kita sanggup menjawab soal-soal tersebut. Untuk soal pertama: 1. Majas apa saja yang ada dalam puisi "Serenada Hijau"? sanggup dijawab dalam postingan yang berjudul: Majas-majas dalam Puisi Serenada Hijau Karya WS Rendra.
Rima tamat terdapat pada bab puisi berikut ini:
Bila bulan
Selanjutnya kita sanggup menjawab soal-soal tersebut. Untuk soal pertama: 1. Majas apa saja yang ada dalam puisi "Serenada Hijau"? sanggup dijawab dalam postingan yang berjudul: Majas-majas dalam Puisi Serenada Hijau Karya WS Rendra.
Irama dalam Puisi Serenada Hijau Karya WS Rendra
Penggunaan rima dalam puisi Serenada Hijau bisa dilihat pada bab tamat baris dan permainan suara atau rima dengan kata yang mirip.Rima tamat terdapat pada bab puisi berikut ini:
Bila bulan
menegur salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Jika diberi kode, masing-masing baris diakhiri dengan kata bulan - salam - malam - dahan. Jadi sanggup disebut mempunyai rima a - b - b - a. Penggunaan suara n dan m tutup di tamat masing-masing baris tersebut mempunyai keindahan tersendiri alasannya mempunyai suara yang hampir sama.
Pada baris di atas, juga terdapat perulangan suara /d/ yang berulang pada bergantung di dahan-dahan. Perulangan suara konsonan yang sama ini disebut dengan aliterasi.
Pada bab lain puisi Serenada Hijau tersebut, juga terdapat permainan rima berupa penggunaan kata dengan suara yang seolah-olah yaitu: Kupacu kudaku.
Pada kata kupacu-kudaku vokal pada kata kupacu dan kata kudaku sama. Yaitu u-a-u. Ditambah dengan awal yang sama /ku-/ menambah berpengaruh penggunaan rima dalam puisi tersebut.
Kata konotasi yang terdapat dalam puisi Serenada Hijau bisa diidentifikasi sebagai berikut:
Adapun makna kata konotasi di atas sanggup dijelaskan sebagai berikut:
- Kupacu makna konotasinya: mengarahkan.
- Kudaku makna konotasinya: langkah atau arah.
- Menegur makna konotasinya: bersinar. Karena yang menegur yaitu bulan. Maksdunya bulan menegur salam adalah bulan bersinar di malam hari.
- Syahdu makna konotasinya: sepi.
- Kali makna aslinya yaitu sungai, makna konotasi dalam puisi ini yaitu aliran atau ingatan kenangan.
- Terdengar keluhan makna konotasinya: berbunyi gemericik. Karena yang mengeluh yaitu kerikil dalam kali. Jadi, maksudnya suara gemericik air di sela-sela batu.
Demikian sekilas analisis puisi 'Serenada Hijau' karya WS Rendra yang membahas wacana Irama dan Kata Konotasi di dalamnya. Semoga bermanfaat.
Jika diberi kode, masing-masing baris diakhiri dengan kata bulan - salam - malam - dahan. Jadi sanggup disebut mempunyai rima a - b - b - a. Penggunaan suara n dan m tutup di tamat masing-masing baris tersebut mempunyai keindahan tersendiri alasannya mempunyai suara yang hampir sama.
Pada baris di atas, juga terdapat perulangan suara /d/ yang berulang pada bergantung di dahan-dahan. Perulangan suara konsonan yang sama ini disebut dengan aliterasi.
Pada bab lain puisi Serenada Hijau tersebut, juga terdapat permainan rima berupa penggunaan kata dengan suara yang seolah-olah yaitu: Kupacu kudaku.
Pada kata kupacu-kudaku vokal pada kata kupacu dan kata kudaku sama. Yaitu u-a-u. Ditambah dengan awal yang sama /ku-/ menambah berpengaruh penggunaan rima dalam puisi tersebut.
Kata Konotasi dalam Puisi Serenada Hijau dan Makna Kata Konotasi Tersebut
Kata konotasi yang terdapat dalam puisi Serenada Hijau bisa diidentifikasi sebagai berikut:
- Kupacu
- kudaku.
- menegur
- salam
- syahdu
- kali
- terdengar keluhan
Adapun makna kata konotasi di atas sanggup dijelaskan sebagai berikut:
- Kupacu makna konotasinya: mengarahkan.
- Kudaku makna konotasinya: langkah atau arah.
- Menegur makna konotasinya: bersinar. Karena yang menegur yaitu bulan. Maksdunya bulan menegur salam adalah bulan bersinar di malam hari.
- Syahdu makna konotasinya: sepi.
- Kali makna aslinya yaitu sungai, makna konotasi dalam puisi ini yaitu aliran atau ingatan kenangan.
- Terdengar keluhan makna konotasinya: berbunyi gemericik. Karena yang mengeluh yaitu kerikil dalam kali. Jadi, maksudnya suara gemericik air di sela-sela batu.
Demikian sekilas analisis puisi 'Serenada Hijau' karya WS Rendra yang membahas wacana Irama dan Kata Konotasi di dalamnya. Semoga bermanfaat.