Sejarah Pemberontakan PRRI/Permesta - Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia merupakan tema sejarah yang akan kita ulas pada artikel kali ini. Sub tema mencakup latar belakang, proses pemberontakan dan upaya pemerintah dalam menghadapi PRRI atau dapat disebut sebagai Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia.
Latar Belakang Gerakan PRRI
Latar belakang munculnya gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia mencakup ;
- Munculnya gerakan anti “Cina” di kalangan masyarakat. Gerakan ini muncul lantaran masyarakat menganggap orang Cina sebagai penguasa atau pemegang perekonomian.
- Munculnya rasa ketidakpuasan dan ketidak adilan yang dirasa oleh Sumatera dan Sulawesi. Hal ini disebabkan lantaran alokasi anggaran pembangunan yang diberikan oleh pemerintah sentra tidak sebanding dengan apa yang diberikan kepada pulau Jawa. Makara pemerintah lebih menitik beratkan pembangunan di Pulau Jawa, sementara luar Jawa sedikit terabaikan.
- Partai politik saling bertentangan dan saling menjatuhkan.
- Munculnya pinjaman militer terhadap problem di beberapa daerah, misalnya :Kolonel Berlian mendirikan Dewan Garuda, untuk tempat Sumsel (Sumatera Selatan), Kolonel M. Simbolon mengadakan Dewan Gajah untuk tempat Sumut (Sumatera Utara), Kolonel Purnawirawan Ismail Lengah mendirikan Dewan Banteng di Padang, Letkol Ventje Sumual mendirikan Dewan Manguni untuk tempat Sulut (Sulawesi Utara).
Setelah masalah muncul di banyak sekali daerah, pemerintah sentra lalu melaksanakan beberapa upaya untuk menuntaskan masalah. Berikut ini langkah-langkah pemerintah sentra dalam penyelesaian masalah tersebut.
- Usaha pertama adalah mengirim utusan yang terdiri dari atas putra daerah, namun perjuangan yang dilakukan tersebut gagal.
- Upaya kedua lalu pemerintah sentra mengadakan musyawarah yang sifatnya nasional, akan tetapi perjuangan tersebut menemui jalan buntu.
- Kemudian pada tanggal 20 November 1957 pemerintah sentra mengadakan musyawarah nasional pembangunan. Musyawarah tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menyiapkan perjuangan pembangunan daerah. Namun perjuangan pembangunan tersebut tidak berjalan lancar lantaran situasi politik dan keamanan di dalam negeri tidak stabil.
Tiga langkah yang dilakukan oleh pemerintah sentra untuk mengatasi banyak sekali masalah yang muncul di daerah-daerah nampaknya tidak berhasil. Bahkan, pemerintah tempat tampaknya tidak mengngganggap keberadaan dari pemerintah pusat.
Proses Pemberontakan PRRI / Permesta
Tahap awal pemberontakan adalah dengan melaksanakan pertemuan pada tanggal 9 Januari 1958 yang berlangsung di Sungai Dareh Sumatera Barat. Pertemuan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh Masyumi, PSI dan panglima militer daerah. Pertemuan ini bertujuan untuk membentuk pemerintahan gres dan akan mengadakan rapat raksasa keesokharinya di Padang.
Rapat raksasa lalu dilangsungkan dengan hasil Ahmad Husain memperlihatkan ultimatum kepada pemerintah sentra untuk melengserkan Kabinet Juanda dalam kurun waktu 5 x 24 jam. Pemerintah lalu diharuskan menunjuk Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk Zaken Kabinet, serta Presiden Sukarno harus menjadi presiden konstitusional.
Akan tetapi, ultimatum tersebut ditolak oleh pemerintah pusat. Kemudian pada tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husain mengumumkan berdirinya PRRI atau Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dengan perdana menterinya adalah Syarifuddin Prawiranegara.
Upaya Pemerintah dalam Menghadapi PRRI / Permesta
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah sentra untuk menghadapi PRRI atau Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, mencakup :
- Pemerintah sentra menggantikan para perwira yang ikut mendukung dewan tempat dengan perwira yang loyal terhadap pemerintah pusat.
- Langkah kedua adalah melaksanakan perundingan damai. Hal ini dilakukan demi terciptanya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi, upaya ini tidak ditanggapi oleh para perwira yang bergabung dengan dewan daerah.
- Langkah ketiga adalah pemerintah membentuk operasi militer, berikut ini penjelasannya ;
- Pemerintah sentra menunjuk Letkol Kaharudin Nasution untuk menumpas pemberontakan PRRI di Riau.
- Kemudian pada bulan April 1958 menunjuk Kolonel Ahmad Yani pemimpin penumpasan pemberontakan PRRI di tempat Sumatera Barat.
- Letkol Ibnu Sutowo diberikan kiprah untuk membebaskan wilayah Sumatera Selatan
- Kemudian keempat yakni Brigjen Djatikusuma ditugaskan untuk membebaskan tempat Sumatera Utara.
Itulah sedikit pembahasan mengenai Sejarah Pemberontakan PRRI / Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). Semoga bermanfaat bagi pembaca semua dan jangan lupa baca artikel menarik lainnya. Sekian, terimakasih.