Sejarah Kerajaan Kanjuruhan merupakan salah satu kerajaan yang pernah ada di Jawa Timur. Kerajaan ini bercorak Hindu dan diperkirakan lokasinya berada di sekitar Kab. Malanga (lokasi sekarang). Dari inovasi peninggalan kerajaan Kanjuruhan yaitu berupa sebuah prasasti, para andal sejarah memperkirakan kerajaan ini bangkit pada kala ke delapan Masehi. Berdasarkan asumsi tahun tersebut, kerajaan Kanjuruhan berarti bangkit bersamaan dengan salah satu kerajaan di Jawa Barat yaitu Kerajaan Tarumanegara yang lokasinya berada di sekitar Bogor dan Bekasi ( lokasi sekarang).
Peninggalan yang sudah ditemukan berupa prasasti berjulukan Prasasti Diyono. Selain prasasti, peninggalan lain dari Kerajaan Kanjuruhan berupa candi. Candi-candi peninggalan kerajaan ini yaitu Candi Wurung dan Candi Badut. Kerajaan Tarumanegara memiliki nama yang cukup populer berjulukan Gajayana. Nama tersebut cukup populer di Malang, bahkan Indonesia. Karena nama tersebut dipakai sebagai nama Stadion sepak bola yang ada di Kota Malang.
Lokasi dan Asal Usul Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Kanjuruhan mempunyai lokasi yang berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain, yakni lokasinya tidak pada jalur perdagangan maritim maupun pantai. Lokasi Kerajaan berada di lembah sungai Metro dan sungai Brantas, serta berada di lereng G. Kawi. Lokasi ini tentunya sangat jauh dari perdagangan laut. Kenapa menentukan lokasi tersebut? Karena lokasi tersebut merupakan tempat yang cocok untuk perekonomian bidang agraris. Aktivitas yang semakin berkembang di tempat tersebut kemudian menciptakan munculnya pemerintahan.
Asal permintaan masyarakatnya pun merupakan hasil dari penyebaran Agama dan kebudayaan Hindu-Budha. Penyebaran ternyata tidak hanya ke Jawa Barat dan Tengah saja, melainkan hingga ke tempat Jawa Timur. Hal ini sanggup dibuktikan dengan ditemukannya beberapa peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang berupa prasasti, candi dan peninggalan lainnya.
Prasasti Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan |
Bukti Keberadaan Kerajaan Kanjuruhan
Sejarah Kerajaan Kanjuruhan dibuktikan dengan inovasi Prasasti Diyono. Prasasti ini mempunyai angka tahun 760 Masehi. Pada prasasti ini disebutkan mengenai raja dengan nama Dewa Singa yang memerintah keraton sangat besar dan keraton tersebut di sucikan dengan api Sang Siwa. Dewa Singa kemudian mempunyai putra yang kemudian menggantikan ayahnya untuk memerintah kerajaan dan menjadi raja dengan gelar Gajayana.
Saat raja Gajayana memerintah kerajaan Kanjuruhan, menciptakan kerajaan berkembang baik dan pesat. Perkembangan terjadi pada beberapa bidang, yaitu bidang budaya, ekonomi dan sosial. Rakyat hidup dengan kondusif dan merasa dilindungi oleh Gajayana. Sementara itu, Kerajaan Kanjuruhan mempunyai wilayah kekuasaan yang terdiri dari tempat lereng barat hingga lereng timur Gunung Kawi serta tempat di sekitar pesisir maritim Jawa. Kehidupan masyarakat benar-benar kondusif dan tentram. Hal ini alasannya ialah raja selalu menghukum bagi setiap yang melanggar ketentuan yang sudah berlaku. Hal tersebut menciptakan tidak adanya acara perampokan dan pencurian.
Kerajaan Kanjuruhan mempunyai pewaris selanjutnya sesudah pemerintahan raja Gajayana berakhir. Pewaris tersebut ialah anak dari Gajayana yang berjulukan Uttejana. Pada masa selanjutnya, Uttejana bersama dengan suaminya memerintah Kerajaan Kanjuruhan. Mereka berdua memerintah Kerajaan Kanjuruhan dengan sangat adil. Hal tersebut menciptakan rakyat kanjuruhan semaik menyayangi raja-rajanya. Semua raja dari keturunan Dewa Singa yang memerintah Kerajaan Kanjuruhan, populer dengan keadilan, kemurahan hati dan kebijaksanaannya.
Kehidupan Politik Kerajaan Kanjuruhan
Pada ketika itu, salah satu kerajaan besar yang pusatnya berada di Jawa Tengah yakni Kerajaan Mataram Kuno melaksanakan ekspansi kedaerah di Jawa Timur. Dari ekspansi tersebut, tetapi tidak ditemukan mengenai bukti penaklukan Kerajaan Kanjuruhan. Perluasan wilayah Mataram menciptakan Kerajaan Kanjuruhan menjadi di bawah kekuasaan kerajaan tersebut. Kerajaan Kanjuruhan tetap memerintah di tempat kekuasaannya, tetapi harus melapor ke pemerintah sentra yakni Kerajaan Mataram Kuno. Asal muasal kata Kanjuruhan sendiri merupakan dari kata Kanuruhan yang berarti "penguasa daerah". Akibat menjadi tempat kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno, kekuasaan raja Kanjuruhan tidak seluas ketika kerajaan ini pertama kali didirikan. Kekuasaan Kerajaan kanjuruhan hanya tempat yang berada di lereng bab Timur G. Kawi.
Daerah kekuasaan raja menurut isi prasasti yang ditemukan mencakup panawijyan, Tugaran, Balingawan, Kabalon, Bunulrejo, Turyan dan tempat Malang bab barat yakni Merjosari, Karuman, Wurandunga Ketawanggede dan Diyono. Selain menguasai tempat kekuasaan, raja Kerajaan Kanjuruhan juga mempunyai posisi penting dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno, yaitu sebagai pengurus manajemen dan jabatan tersebut berlangsung hingga masa berikutnya yaitu zaman Kerajaan Majapahit yang kemudian berkembang sangat pesat.
Itulah pembahasan ihwal Sejarah Kerajaan Kanjuruhan, biar bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih
Baca Juga :